Kisah sedih passport
Tebak saya lagi apa?
Aku baru selesai nidurin bayi dan menunggu suami masuk kamar. Dia lagi nonton Jonh Wick 2 di depan. Ditungguin bukan karena kangen atau mau ngapa2in ya (mau ngapa2in juga gak papa kan ya, sudah halal ini. Hahahahahaha....). Aku paling gak bisa bobok kalau gak ada pak suami even sedang marahan sekalipun. Mata gak akan mau nutup kalau dia gak di tempat tidur barengan. Nah, karena bingung mau ngapain, bayi udah tidur, suami masih nonton dan aku bengong, terpikir buat menulis. Ternyata emang sudah lama sekali gak nulis ya. 4 bulanan kayaknya. Fiuhhhh.... hari ini pengen nulis impian yg belum kesampaian.
Dulu, apa sih impian kalian setelah tamat kuliah? Tentu saja kerja ya. Itu sebuah hal yang pasti, tapi ekornya kan banyak. Aku juga. Aku seorang pemimpi. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Anak cewek satu2nya. Impian ku waktu tamat SMA adalah masuk UNPAD. Tapi gak mungkin, karena bapak mamakku gak ngasih buat keluar Sumatera, eh lebih tepatnya keluar SUMUT. Akhirnya, disanalah aku wisuda, di sebuah gedung yang terkenal dengan wifi kencang gratisannya (aku sih belum pernah cobain wifinya, tahunya dari bapak suami yang suka download film dan lagu gratisan. Wkwkwkwkw.....), gak jauh dari kandang rusa. Yap BIREK USU. Lulusan Teknik Sipil USU pada tahun 2011. Selanjutnya, mamak bapak coba menggoda untuk cari kerja di Medan. Oke, sambil menunggu jadwal wisuda pada saat itu, aku cari2 kerja di Medan. Kirim2 lamaran. Tidak juga ada yg manggil. Hiks.... Meskipun tinggal di belawan (salah satu kota kecil di Medan yang jaringan XL nya sangat minim), aku tetap bisa mengakses info lowongan di salah satu anak perusahaan PLN itu. Disanalah aku sekarang, seorang staff enjiniring di bidang transmisi distribusi. Ini salah satu impianku yg jadi nyata. Siapa yg sangka, bahkan aku sendiripun gak menyangka bisa menjadi bagian dari salah satu perusahaan itu (anak kampung masuk kota).
Nah yang mau aku bahas adalah ekor dari "KERJA". Karena kerja sudah pasti menjadi impian setiap mahasiswa yg sdh tamat.
Impianku adalah ingin sekali keluar negeri. Supaya apa? Supaya kalau ditanya, udah pernah keluar negeri? Jawabnya enak, udah dong. Wkwkwkwkw...
Akhirnya setalah cukup lama bekerja, aku dan teman2 mulai berencana membuat passport dan melakukan perjalanan ke sebuah negara nantinya. Pada bulan Juli 2013, passportku keluar. Senang sekali rasanya ketika passport sudah di tangan.
Rencana2 mulai dibuat, menabung makin gencar dan sepertinya cukup untuk ke negara yang direncanakan. Hingga suatu hari aku berpacaran, kemudian diajak menikah dan fokus untuk persiapan2nya. Sehingga apa yg sudah ditabung berubah haluan. Hiksss.... (benaran kayak roller coster sangkin cepatnya).
Dan lebih menyedihkan lagi adalah, passport itu akan expired per bulan Juli 2018 tanpa ada cap dari satu negarapun. Bayangkan coba, proses pembuatan passpornya. Ngantri pagi2, bolak balik ke kantor imigrasi yang lumayan jauh dari kantor (zaman itu blm ada gojek atau taxi online, mau make taxi biasa kan mahal), ngejar busway, transit busway dan lain2 hanya untuk menerima kenyataan bahwa passport akan expired tanpa cap satu negarapun. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ Huahhhhhh.....
Ya dibalik semua kisah sedih itu, passportnya tetap berguna sih waktu liburan ke Jogja. Bisa digunakan sebagai jaminan penyewaan mobil 😂😂😂😂.
Menyesal?? Ada iyanya ada juga tidaknya. Tapi lebih ketidaknya sih. Hidup tidak selalu sesuai rencana kita. Meskipun berubah haluan, kita bisa mengemudikannya ke arah yang positif, karena kita gak sendiri. Ada bpk suami, anak anak dan keluarga besar. Jadi impian2ku setelah "KERJA" sudah berubah. Tentu saja tetap sama menyenangkan. Bahkan lebih menyenangkan.
Selamat malam semua. Suami tetap belum masuk kamar, sepertinya harus didatangi karena yang didalam perut sudah mulai tidak tenang.
Apa impianmu??
Komentar
Posting Komentar