Sharing about PCOs

Hiks hiks.....


Sedih sekali rasanya bloggers..
Beberapa waktu yang lalu, aku menemani seorang teman ke dokter kandungan.

Kami bertemu dokter kandungan langganannya di sebuah rumah sakit swasta.
Nah, setelah konsultasi ternyata teman ku divonis PCOs.
Awalnya kaget sekaget kagetnya. Penyakit apaan tuh.
Mungkin banyak ladies disini yang sering dengar atau baru dengar atau divonis dengan penyakit yang sama.
Nah, sebelum bersedih sedih ria, yuk mari kita baca dulu apa itu PCOs??


PCOs??....

Akhir-akhir ini banyak saya temukan kejadian polikistik di tempat praktek. Biasanya mereka yang menderita polikistik datang dengan keluhan haid tidak datang tapi di tes urine hasilnya negatif. Keluhan yang lain biasanya ingin ikut baby program alias nggak hamil-hamil. Kenapa kok jadi banyak sekali ya kejadian polikistik alias PCO (Polycystic ovary)?? Saya sih menduga karena lifestyle kita yang makin lama-makin `jorok` dalam hal pola makan terutama seperti fast food dan junk food.So bagaimana sih sebenarnya keadaan polikistik ini??Polikistik adalah kumpulan keadaan yang terdiri dari:1) adanya gambaran sel telur yang kecil-kecil dan tidak membesar, biasanya terdiri hingga 8 atau lebih yang membentuk gambaran seperti roda pedati. Normalnya telur-telur ini akan membesar sesuai siklus dan akan pecah atau disebut dengan ‘ovulasi’. Wanita disebut lagi subur saat ovulasi terjadi2) haid yang cenderung sedikit bisa hanya bercak-bercak, juga cuman sebentar dan malah sering tidak datang.3) adanya tanda hormon laki-laki yang tinggi alias hiperandrogen seperti berbulu, berkumis (miaw..eh bukan kucing lho), dan berjerawat.4) biasanya juga terjadi gangguan gula darah yang agak sedikit meningkat tapi masih dibawah kelas diabetes mellitus (kencing manis). Gangguan ini dikategorikan sebagai gangguan toleransi glukosa (glucose intolerance)Tidak perlu cemas dan takut, karena kondisi ini tidak termasuk kondisi yang berbahaya atau bisa merenggut jiwa. Nah kira-kira apa yang harus kita lakukan??? Biasanya saya menangani pasien sesuai kondisinya. Pada pasien yang masih gadis atau belum menikah, kadang tidak diobati sama sekali juga nggak apa apa. Yang terpenting adalah turunkan berat badan mendekati berat badan ideal dan olahraga teratur. Kalaupun tidak haid, dibiarkan saja juga tidak masalah. Nanti kalau diet dan olahraganya sudah berjalan, diharapkan haid akan teratur dengan sendirinya. Pengobatan yang kadang juga dilakukan adalah untuk menghilangkan seperti jerawat atau bulu ditangan, kaki atau kumis….Ini sih bisa dilakukan di klinik kecantikan, tinggal konsul saja.Kalau pasien sudah menikah dan ingin memiliki momongan, lain cerita penanganannya. Penurunan berat badan dan olahraga tetap wajib dilakukan. Yang lain bisa ditambahkan obat metformin yang biasanya diberikan untuk yang memiliki kencing manis (diabetes mellitus). Lakukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk memperbaiki kesuburan dan juga dilakukan pemantauan kematangan sel telur, adakah ovulasi atau tidak. Pengobatan sederhana seperti ini kadang hasilnya sangat memuaskan dan pasien bisa hamil. Lain cerita kalau respon tidak bagus, saya akan kerjakan operasi dengan laparoskopi untuk memperbaiki keadaannya. Banyak kok pasien dengan polikistik bisa hamil, saat ini ada beberapa yang sudah hamil, mudah-mudahan bisa sampai lahir selamat dan sharing pengalamannya di blog ini.Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Belum hadirnya momongan bukan hal yang mudah diterima bagi pasangan yag sudah lama menikah. Selain berdampak pada kebahagiaan rumah tangga jka hal itu tidak diterima dengan bijaksana akan mengakibatkan pihak yang mengalami masalah merasa sangat tertekan. Terlebih, bagi wanita.
Dari berbagai penyebab sulit hamilnya seorang wanita, salah satunya adalah karena enderita polystic ovarium syndrome (PCOs) atau sindroma ovarium polikistik.Sidroma ini menyebabkan wanita mengalami ketidakseimbagan hormon. Sehingga menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur) dari indung telur yang enyebabkan haid tidak teratur serta kemandulan.
Dalam sebuah penelitian di luar negeri, didapatkan tujuh dari sepuluh wanita yang mengalami kemandulan karena gangguan ovulasi, ternyata mengidap PCOs.
Angka ini cukup memberikan gambaran bahwa sindroma ovarium polikistik merupakan salah satu penyebab utama maslah kemdulan atau infertilitas pada wanita.
Sayangnya penyebab PCOs hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun beberapa hipotesis menyebutkan bahwa sindrom ini terjadi karena faktr genetis serta adanya resistensi insulin.

GEJALA BERVARIASIMeski faktior peyebabnya tidak diketahui pasti, namun wanita yang mengalami kegemukan atau obesitas dianggap lebih rentan menderita Cos. Hal itu disebabkan karena wanita obes sering kali mengalami resistensi insulin.
Artinya, insulin yang tersedia di dalam tubuhnya cukupo melimpah karena sel-sel tubuhnya tidak bisa memanfaatkan insulin tersebut dengan baik. Akibatnya bisa mengganggu kestabilan hormon yang lain, seperti estrogen, dan androgen.
Bukan hanya penyebabnya, gejala PCOs seringkali juga tak bisa di pastikan karena sangat bervariasi. Sehingga, pemeriksaan dokter sangat diperlukan untuk memastikan.Karena itu, jika sudah selama satu tahun menikah dan belum juga ada tanda-tanda dikaruniai momongan, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Berdasarkan pemeriksaan, seorang wanita dinyatakan menderita sindroma ovarium polikistik jika mengalami kondisi berikut :

* Anovulasi kronisOvulasi adalah proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium untuk dibuahoi sel sperma. Bila ovulasi tidak terjadi, maka tidak ada sel telur yang di hasilkan. Sehingga sulit hamil akibat tidak terjadi pembuahan.
Pada wanita proses ovulasi ini terjadi setiap bulan. Namun, pada penderita PCOs, mereka tidak mengalami ovulasi (anovulasi) kondisi ini baru bisa diketahui jika dilakukan pemeriksaan, karen kondisi ini tidak tampak secara fisik.
Meski demikian terjadinya anovulasi kronis ini terkadang bisa ditandai dengan tidak teraturnya siklus haid. Misalnya, hanya tiga bulan sekali dan jumlahya sedikit atau tidak keluar sama sekali.
Penyebab kacaunya siklus haid pada penderita PCOs ini, akibat kadar insulin yang berlebihan dalam tubuh wnita yang menyebabkan hormon estrogen dan androgen meningkat dan mengacaukan siklus haid.

* HiperandrogenHiperandrogen merupakan kondisi dimana kadar hormon androgen di dalam tubuh meningkat. Kondisi ini seringkali dialami waita yang menderita PCOs.
Pada wanita yang menderita hiperandrogen, secara fisik akan mempunyai ciri seperti laki-laki. Misalnya mengalami hirsutisme atau pertumbuhan rambut yangtidak normall berupa tumbuhnya kumis,jenggot atau bercambang. Begitu juga rambut akan muncul di punggung dada dan perut atau kaki.
Hasil pemeriksaan positifPemeriksaan USG transvaginalsonography bisa digunakan untuk menguatkan dugaan terjadinya PCOs. Sebab, pada wanita yang menderita sindroma ini, ketika dilakukan USG, di dalam ovariumnya akan terlihat gambaran berupa kista kecil-kecil atau polikistik yang menyerupai kalung mutiara.
CARA MENGATASIKarena salah satu penyebabnya diduga terkait dengan terjadinya resistensi insulin, maka kondisi inilah yang harus ditangani agar bisa mengendalikan sindroma ovarium polikistik ini. Adapun yang bisa dilakukan, antara lain:

* Normalkan berat badanBagi penderita Pcos yang disebabkan karena obesitas, hal wajib yang harus dilakukan adalah menurunkan berat badannya. Penurunan berat badan ini boleh dilakukan dengan berolahraga serta mengatur pola makan.
Bagi mereka yang obesitas, penurunan berat badan sekitar 5-10 persen dari berat badan semula selama 3-6 bulan, membuka peluang sebanyak 80-100 persen untuk bisa mendapatkan siklus haid kembali normal. Ini merupakan salah satu indikator kesuburan.
Namun, menurunkan berat badan pada penderita sindrom ini pada penderita sindrom ini tidak semudah orang biasa. Sebab, harus membatasi makanan agar lemak yang akan disimpan dipaksa dipakai, dan juga harus mengkonsumsi diet rendah karbohidrat dan tinggi protein yang teratur.
Karena untuk mengatasi Pcos berat badan penderita harus normal, wanita yang kelewat kurus juga harus menigkatkan berat badannya hingga bobotnya normal. Yaitu, berpatokan pada nilai BMI ( body mass index) antara 22-25. Ini karena bisanya wanita kurus biasanya siklus haidnya juga kacau. Karena itu, mereka juga harus menstabilkan berat badannya.

* PengobatanPenderita PCOs yang disebabkan selain obesitas, dapat ditangai dengan bantuan pengobatan. Pada mereka yang mengalami PCOs akibat resistensi insulin, dokter kan memberikan obat yang sesuai.
Biasanya dokter akan memberikan obat diabetes karena memang ada kaitan resistensi insulin dengan diabetes. 


Kesimpulannya, kenalin PCOs yang terjadi pada tubuh Anda.
Lakukan diet karbohidrat, gula dan lemak dan olahraga yang teratur.
Lebih mendekatkan diri ke Yang Maha Besar dan Buatlah diri Anda bahagia.
Kurangi kegiatan yang buat Anda stress.
Perbanyak komunikasi dan kegiatan bersama orang2 yang Anda sayangi dan membuat Anda bahagia.
Semua indah pada waktuNYA ladies...
Selamat berbahagia...
^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plaza Summarecon Serpong

MS TOWER

BALI Part 2