Proses Belajar Berjalan



Pernah gak sih kalian membandingkan perkembangan kemampuan anak dengan anak lain yang seusianya. Yup, saya adalah salah satunya.

Kok anak saya belum mau makan nasi keras?
Kok anak saya belum bisa jalan tanpa dipegang?
Kok anak saya bisa bingung puting?
Kok anak saya masih belum bisa nyebut mama?
Kok anak saya masih Nenen? (hahaha, yang ini mah HARUS, yaiyalah namanya masih bayi).

Akhirnya, saya dan suami kesayangan menanyakan perihal itu ke Ibu Dokter.

MaJes          : Kok anak saya belum mau makan nasi keras?
Ibu Dokter  : Tapi kalau bubur dimakan kan Mama?
(kalau di RS*P, semua dokter anak memanggil para Ibu dengan Mama dan Para Bapak dengan Ayah)
Majes          : Mau dok, doyan malah apalagi kalau dikasih sup sapi.
Ibu Dokter   : Bagus kalau gitu Ma, malah kalau bubur; ikan, sayur dan nasinya bisa dijadikan satu. Jadi asupan gizinya dapat semua.

=== Jawabannya masuk akal, benar juga sih. Segala jenis ikan2an, daging2an dan sayur2an semuanya berbaur jadi satu, dan habis dimakan===

Pertanyaan berikutnya mengenai Proses Berjalan Anak, kalau gak salah kita konsul pada saat Jessica usia 1 Tahun 2 Bulan. Tetangga, keluarga dan orang2 sekitar sering bilang "udah 1 tahun lebih kok belum bisa jalan'; "loh Jessi belum jalan ya Bu, si Anu aja udah jalan".; "Lasak banget Jeci ini, tapi jalannya kok belum ya".

Gemes gak sih dengar pertanyaan2 begitu. Kalau saya sih biasa saja, saya suka googling internet persoalan apapun. Baik mengenai ART, menahan sabar di rumah, memasak, MPASI, batuk flu pada anak, Jumlah pipis dan pup anak, ntah hapalah, ntah hapalah. Saya jadi ingat pentingnya mengenai googling daripada hanya sekedar perasaan2 atau kayaknya2. Waktu itu Jessi usia 3 - 4 minggu. Jessi NEN-nya parah. Per 15 menitan minta NEN. Habis NEN rasanya masih kurang, tidurnya pun gak nyenyak seperti lapar yang gak kenyang2 padahal sudah dikasih minum bolak balik. Nah, waktu itu Mamaku yang membantuku jaga Jessica (Baca: Bukan hanya menjaga Jessica saja tapi sekaligus bersih2, memasak, mencuci pakaian, dan lain-lain selama hampir 3 bulan. Makasih Mama, buat semuanya dan tanpa mengeluh sama sekali. Padahal waktu itu belum ada mbak atau omah seperti sekarang, benar2 semua dilakukan sendiri), Mama bilang, "kak, kayaknya ASI kakak kurang deh kak, apa gak dikasih air putih atau SUFOR dulu", sedihnya pernyataan tersebut didukung oleh orang yang harusnya menguatkanku untuk pemberian ASI Eksklusif. Yap, suami tercintaku. Kemudian aku cari data mengenai bayi yang tidak kenyang-kenyang padahal sudah NEN terus menerus. Eng... Ing... Eng....
Dapatlah. Namanya adalah GROWTH SPURT (http://theurbanmama.com/articles/growth-spurt.html). Aku kasih aja artikel itu ke Mama dan PaJes. Selesailah persoalan, Jeci 2 hari mengalami growth spurt, kemudian hari berikutnya Jeci anteng teng teng. Bukan berarti kita gak mendengar atau membantah orangtua ya, tapi pengetahuan dan penelitian semakin berkembang dibanding waktu kita masih bayi dulu. Jadi bolehlah kita tanya mas google dan memberi pengertian sama orang-orang terdekat kita.

Oke kembali ke topik awal, ini pertanyaan dari Pajes ke Ibu Dokter.

Pajes           : Kok anak saya belum bisa jalan tanpa dipegang?
Ibu Dokter  : Sudah berdiri belum Ayah?
Pajes           : Sudah Dokter, sudah merambat rambat malah. Tapi belum berani tanpa pegangan.
Ibu Dokter  : Oh, kalau itu perkembangannya sudah bagus Ayah. Jecinya belum pede aja ya Nak ya.

=== Jawaban ini agak sedikit mengganggu hati dan perasaan. Kok belum PD? Padahal saya sering loh ajak2 jalan baik setelah pulang kerja atau pada saat libur kerja. Saya dan suami belum pernah sekalipun pisah dari Jeci kecuali hanya karena alasan kerjaan. Maklum, Omah gak masuk setiap hari libur (saya suruh omah buat tidak masuk), karena saya dan suami ingin memperkuat bonding kami dengan anak. Apalagi kami sudah hutang cukup banyak waktu, upsss bukan cukup, tapi banyak, sangat banyak. Capek, iyes banget. Pengen bubuk cantik sambil peluk2 mesra dengan suami, ini juga sangat iyes banget. Tapi begitu lihat anak, rasanya ingin bersama terus, gak ingin pisah dan kemana-mana anak harus ikut. Lebay emang, meskipun kata orang Ibu harus punya ME TIME sendiri, kok ya gak tega ya. Saya nonton bareng atau makan bareng suami berduaan tapi anak dirumah. Tapi semua Ibu beda-beda ya. Sebenarnya itu penting loh ibu-ibu, kata orang-orang agar Para Ibu tetap WARAS. Apalagi bagi mereka yang FULL TIME MOMMY. Dimana suasananya tidak jauh-jauh dari pekerjaan rumah, anak-anak, memasak dan belum lagi melayani suami. (salut bagi kalian para Full Time Mommy). Bukan berarti bagi kita para Ibu bekerja gak butuh juga loh ya, semua ibu punya persepsi masing-masing. Don't judge me, Don't judge them. Eh ngelantur lagi deh.
Nah, akhirnya saya googling lagi dan ketemulah topik ini http://www.alodokter.com/perkembangan-bayi-kapan-si-kecil-mulai-berjalan. Silahkan baca sendiri ya, yang intinya selama anak belum mencapai usia 18 bulan berarti masih aman. Tetap latih motoriknya terus ya Mom.===

Tidak lama dari kita check up ke Ibu Dokter, Jeci mulai PD lepas tangan dan berjalan beberapa langkah. Mungkin karena Jeci melihat banyak temannya di Rumah Sakit yang bisa berjalan dengan lancarnya dan amannya.

Puji Tuhan sekarang Jeci sudah bisa berjalan, even berjalan cepat tanpa jatuh dan seimbang. Senangnya lihat perkembangan anak.

Kesimpulannya, jangan minder ya Ibu-ibu. Anak-anak perkembangannya beda-beda kok. Yang penting rajin latih, konsultasi dan sering baca-baca artikel. Agar kita tahu, kapan kita boleh was-was kalau anak kita memang terlambat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plaza Summarecon Serpong

MS TOWER

BALI Part 2