Postingan

Rumah Vaksinasi Indonesia

Gambar
Sebenarnya udah beberapa kali dengar mengenai Rumah Vaksinasi indonesia. Tapi karena vaksin ditanggung oleh kantor, saya dan suami selalu membawa anak-anak untuk vaksin rutin di Rumah Sakit yang dilanggan kantor. Pergantian Manajemen sekaligus pergantian atau pemantapan kebijakan baru ataupun kebijakan yang sudah ada, termasuk masalah vaksin yang ditanggung kantor. Saya dan suami tidak mempermasalahkannya, kami pikir namanya peraturan emang harus dilaksanakan. Kenapa akhirnya memilih Rumah Vaksin dibandingkan Rumah sakit yang dilanggan? Alasan utama karena jarak. Jarak dari rumah ke Rumah sakit yang dilanggan sangat jauh jadi nyari yang terdekat. Cukup lama googling2 untuk mencari informasi dari pengalaman ibu-ibu lain yg memilih rumah vaksin untuk imunisasi anak2nya. Dan sempat sharing di WAG ibu-ibu AIMI PLNE, dan hasilnya aman bahkan sangat cocok untuk ibu-ibu bekerja yang hanya bisa memanfaatkan sabtu minggu untuk imunisasi. Lanjut ya, akhirnya dengan menggunakan bantuan sear

Cara Ibu menjaga hati dan pikiran tetap waras

Btw, aku adalah ibu bekerja dengan 2 orang anak perempuan. Aku memilih bekerja. Banyak sekali perdebatan masalah kenapa ibu harus bekerja? Atau suaminya kan kerja, cukup kok mereka, ngapain bekerja? Atau apa gak sayang sama anak2nya? Untungnya, kantorku itu cukup ramah bagi wanita2 yg bekerja malahan bagi ibu hamil atau ibu menyusui. Jadi pertanyaan2 itu hampir gak pernah hadir di kantorku. Malahan di lingkungan keluarga kadang2.  Bagiku bekerja atau tidak adalah pilihan. Alasan UTAMA aku bekerja bukanlah membantu suami untuk mencari tambahan penghasilan atau untuk nutupin cicilan ini itu, atau untuk biaya sekolah anak2 atau untuk biaya sehari2. Itu semua adalah bonus jika penghasilanku bisa membantu dan menjadi tambahan. Yang utama adalah happy. Aku senang bekerja. That makes me human. Tentu saja prioritasku adalah keluarga. Bekerja membuatku bertumbuh positif baik emosi, pemikiran, cara pandang, pola asuh anak, dan cara berhemat. Hihihi.... mungkin kalau aku jadi ibu RT, yg kulakuk

Demi Adat apa Demi Anak?

Siapa yang disini orang batak?? Saya suka dengan adat Batak, sangat suka. Kami keluarga muda dengan 2 (dua) orang puteri yang belum pada sekolah malah si bungsu masih berusia 6 bulanan. Tapi kami sudah ikut punguan margaku dan marga suamiku. Punguan itu sejenis arisan marga. Jadi aku boru Batak dengan Boru Pangaribuan dan suamiku bermarga Simamora. Masih ikut arisan 1 (satu) opung sih memang. Punguan diadakan setiap 1 (satu) bulan sekali di setiap hari Minggu. Biasanya acara seusai pulang gereja. Terus, setiap Minggu wajib mampir ke rumah mertua yang di Cilangkap. Karena mertua juga sering mampir ke rumah untuk lihat anak-anak meskipun sudah tua dan kadang2 di sela2 kesibukannya, jadi rasa saling itu sangat penting bagiku. Kemudian untuk bayi seumuran Joanna yang masih 6 (enam) bulan, yang namanya Imunisasi masih wajib tiap bulannya kan. Jadi kalau di rata2, weekend yang bisa kami pakai tiap bulannya untuk kumpul keluarga inti (Papah, Mamah, Jessica dan Joanna) hanya 3 (tiga) hari.

Joanna Une Simamora

Postinganku terakhir tanggal 18 September 2018, mengenai waktu yang tepat membuat cuti. Memang rencana Tuhan itu gak ada yg tahu ya. Waktu itu sekitar tanggal 17 atau 18 September, kami dapat berita dari Medan kalau Opung bpk Jessica sakit keras, diminta untuk menyiapkan hati dan diri jika sesuatu hal terjadi. 19 September 2018, Opung berpulang ke rumah Bapa di Sorga, kami diminta untuk hadir karena opung sudah saur matua sehingga akan diadakan pesta batak yg cukup besar. Tentu saja aku tidak bisa hadir, karena usia kandungan sudah memasuki 39 minggu. Akhirnya, tiket dipesan untuk pak Jessica dan bou Jessica untuk hari Sabtu tanggal 22 September 2018 s/d 25 September 2018. Ntah kenapa meskipun berangkat masih hari Sabtu, Rabu malam aku mulai packing segala kebutuhan pakjes di Siborong borong nanti, mulai dari jas, kemeja, pakaian ganti, perlengkapan mandi bahkan sepatu dan sandal. Pakjes sudah bolak balik menyuruh nanti2 aja karena berangkatnya masih lama. 20 September 2018, H

Waktu yang tepat untuk mengambil cuti melahirkan

Gambar
19 September 2018, Usia kandungan 38 minggu. Saat ini saya sedang menikmati segelas kopi dan bubur kacang hijau di kantor. Tiba di kantor pukul 06.13 pagi tadi, berangkat dari rumah pukul 5.37 pagi. Benar-benar gak sempat sarapan, jadi bubur kacang hijau yang sudah dimasak sejak malam, dijadiin bekal buat pagi. Hari ini juga gak bawa bekal makan siang, karena kebetulan ada training di kantor (mikirnya pasti dapat makan, hahahaha..... I wish ya). Saya mau sharing sedikit mengenai waktu yang pas buat ambil cuti melahirkan. Bagi anda, 100% Full mommy at home, mungkin cuti melahirkan bukanlah salah satu pertimbangan penting. You get all the time you need, untuk mempersiapkan kelahiran si kecil even sampai lulus ASI EKSKLUSIF. So lucky. Seru kali ya kalau 100% menjadi Ibu Rumah Tangga. But, semua Ibu punya their own reason, kenapa memilih bekerja atau kenapa memilih jadi Ibu Rumah Tangga. Karena, jangan salah, memilih menjadi Ibu rumah tangga bukan hanya karena suami-suaminya

Masa persiapan melahirkan dan masa persalinan

Gambar
“Her eyes were open, taking in my tired face... Her face twitched into what looked like a squinty smile, and in her wordless expression I saw gratitude, and relief, and trust. I wanted, desperately, not to disappoint her.” -  Vanessa Diffenbaugh -  Siapa ibu-ibu yang mengalami drama sebelum dan setelah persalinan? Saya salah satunya. Sumpah, masa-masa itu benar-benar deh. Bukan hanya menguras tenaga, tetapi mental dan moril juga. Hebat memang Tuhan menciptakan cara kerja tubuh seorang wanita. Gak pernah terbayangkan, seorang bayi bisa hadir dan bertumbuh di rahim seorang wanita dan bisa lahir kedunia. Benar kata orang-orang, kita gak akan tahu besarnya perjuangan seorang Ibu bagi anak-anaknya sampai kita sendiri menjadi seorang Ibu. Antara hidup dan mati bukanlah kata-kata yang berlebihan menggambarkan sebuah proses persalinan yang dilalui para Ibu. Jessica lahir di salah satu Rumah Sakit swasta yang biaya lahirannya di tanggung kantor, hehehehe.... (Gak sanggup mama da

Tips hemat keluar rumah

Manage your spending by creating and sticking to a budget - Alexa Von Tobel - Senin sampai dengan Jumat, lebih dari setengah kehidupan kami di luar rumah. Mencari sesuap nasi untuk sejengkal perut, popok, kue dan es krim Jessica. Life is a choice. Kami memilih bekerja berdua, karena tuntutan kehidupan di kota besar ini. Memang selalu banyak alasan dan pembenaran klise, kenapa sang ibu pun harus bekerja. Tapi inilah pilihan kami. Sabtu dan Minggu adalah kesempatan bagi kami untuk menghabiskan waktu 24 jam bersama-sama. Hanya menjadi diri sendiri sebagai suami, istri, ibu atau ayah bagi anak kami. Tidak membagi waktu dengan yang lain. Meskipun di hari2 itu kadangkala ada pesta, arisan atau pertemuan lainnya, kami selalu mengusahakan pergi bertiga jika memungkinkan. Biasanya kami memilih dari hari Sabtu atau Minggu itu, hari apa yg terbaik buat keluar rumah. Karena wajib ada hari bagi kami, hanya uwel2an di kamar saja atau di rumah. Tidak kemana-mana. Biasanya kami prefer hari Sa